Assalamualaikum
Saya Maimunah dari kelompok 11
Ketua : Novemina Angelita : 13-028
Anggota
: Maimunah :
13-018
Siti Khalida Ilmi Daulay : 13-
Indriani :
13-
*Pengalaman Masa Kecil memakai Teori
Vygotsky
Saya mau berbagi cerita pengalaman
masa kecilku dulu memakai teori nya Vygotsky, salah satu ide Vygotsky adalah
konsepnya mengenai zone of proximal development. Nah sebelum saya ceritakan
pengalaman saya kita harus tau dulu apa itu zone of proximal development.
Zone of proximal development adalah serangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu.
Jadi pengalaman masa kecilku saat itu usiaku
sekitar 6 tahun. Yang dalam tahap Piage
adalah tahap pra operasional.Saat itu aku baru duduk di bangku Sekolah Dasar
kelas 1. Dan masa masa itulah aku sering
bermain sekolah-sekolahan dengan kakakku yang baru kelas 5 SD. Jadi kakakku
menjadi guru dan aku menjadi murid. Nah kakakku yang berperan menjadi guru selalu
mengajariku dan memanduku mengenal huruf huruf alphabet. Dirumah itu setiap sore sepulang dari sekolah
kakakku selalu membawa kapur tulis dari sekolah. Dinding rumah kamipun
dijadikan untuk papan tulis. Awalnya saat itu aku memang belum mengerti sama sekali
mengenai apa itu huruf alphabet dan cara penulisannya. Tapi dengan interaksi
yang baik antara aku dan kakakku lama kelamaan aku menjadi tau sendiri. Apalagi
kakakku setelah membimbing dan mengajariku, ia menyuruku menuliskan dan
memecahkan permasalahan itu sendiri dan sampai saat ini aku masih ingat
kejadian itu, ternyata sekarang saya sadar konsep yang diberikan kakakku yang
padahal ia masih Sekolah Dasar adalah konsep dari Vygotsky yaitu zone of
proximal development.
Nah setelah konsep Vygotsky mengenai
zone of proximal development ada juga yang namanya scaffolding. Scaffolding ini
masih erat kaitannya dengan zone of
proximal development. Jadi scaffolding itu adalah teknik untuk mengubah level
bantuan untuk belajar. Nah selama sesi pengajaran pada teknik ini orang yang
lebih ahli menyesuaikan level bimbingannya dengan level kinerja anak yang diajarkan sesuai dengan yang telah
dicapai.
Cerita pengalaman waktu kecilku dulu
adalah ketika aku baru belajar naik sepeda masih terlintas diingatanku saat itu
yang mengajariku juga kakakku. Memakai sepeda bekas kakakku mula-mula aku
diajarkan naik sepeda dengan dipandu oleh kakakku yang memegangkan sepeda itu
sambil membawaku mengelilingi kampung. Pertamanya aku diajari cara
mengendalikan sepeda, kakakku mula-mula masih memegang setang diatas tanganku,
tapi lama kelamaan setelah aku bisa kakakku membiarkan aku mengendalikan setang
sepeda itu sendiri. Proses belajar menaiki sepeda bertahap setelah aku tau cara
mengendalikan aku diajarkan menggoes sepeda. Masih dalam panduan kakakku dan
masih dalam pegangan erat tangan kakakku aku mulai mengayuh sepeda itu. Setelah aku sudah pintar mengayuh sepeda dan
menyetang, kakakku secara perlahan melepaskanku dan membiarkanku menaiki sepeda
itu sendirian. Dan akhirnya aku pun bisa mengayuh sepeda.
Nah ternyata hal kecil yang kami
alami waktu kecil dulu juga merupakan ide Vygotsky yang merupakan konsep
scaffolding jadi kakakku sebagai orang yang bisa dikatakan ahli dalam bersepeda
membimbingku dengan memberikan instruksi
langsung kepadaku dan semangkin aku mulai tau kakakku pun mengurangi
instruksinya.
Dari seorang kakak aku bermain
sambil belajar banyak hal yang kami lakukan yang tanpa sadar semua itu
merupakan teori yang telah dikemukakan oleh seorang Vygotsky.
*ini ceritaku apa cerita mu.
Terimakasih yang sudah membaca.